Jumat, 27 Januari 2012

Hyperamonemia


Apa itu Hyperamonemia
Hiperamonemia ( (atau hyperammonaemia) adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh kelebihan amonia dalam darah. Ini adalah kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan ensefalopati dan kematian.
Hiperamonemia adalah satu dari tiga yang dikenal mewarisi gangguan metabolisme yang mempengaruhi pembentukan urea dalam tubuh. (Dua lainnya disebut citrullinemia dan aciduria argininosuccinic.) Biasanya, jalur metabolisme pembentukan urea dilakukan, langkah demi langkah, oleh serangkaian katalis organik, atau enzim Pada individu dilahirkan dengan hiperamonemia, ada penurunan aktivitas dari dua enzim, yaitu, carbamyl fosfat sintetase dan transcarbamylase ornithine. Dalam citrullinemia, yang cacat enzim sintetase argininosuccinate adalah, dalam aciduria argininosuccinic, itu adalah argininosuccinase enzim. Semua ketiga gangguan yang ditandai oleh peningkatan konsentrasi amonia dalam darah setelah konsumsi protein dan penurunan dari pusat sistem saraf (yang sel-sel dari otak sangat sensitif terhadap amonia). Senyawa-senyawa buruk dimetabolisme dalam jalur metabolisme pembentukan urea juga ditemukan dalam konsentrasi yang lebih besar di dalam darah, cairan serebrospinal , dan urin.

Penggolongan Hyperamonemia

  • Hiperamonemia primer disebabkan oleh beberapa kesalahan metabolisme bawaan yang ditandai oleh aktivitas dikurangi dari setiap enzim dalam siklus urea .
  • Hiperamonemia sekunder disebabkan oleh kesalahan bawaan perantara metabolisme yang ditandai oleh aktivitas berkurang dalam enzim yang bukan bagian dari siklus urea (misalnya. asidemia propionat , methylmalonic asidemia ) atau disfungsi dari sel-sel yang membuat kontribusi besar untuk metabolisme (misalnya kegagalan hati).
Pengobatan Hyperamonemia
Pengobatan pusat pada membatasi asupan amonia dan meningkatkan ekskresinya Protein diet (sumber amonium) dibatasi dan asupan kalori disediakan oleh glukosa dan lemak Natrium phenylacetate intravena dan natrium benzoat adalah agen farmakologis biasanya digunakan sebagai terapi tambahan untuk mengobati hiperamonemia pada pasien dengan defisiensi enzim siklus urea. [1] Natrium phenylacetate dan sodium benzoate dapat berfungsi sebagai alternatif urea untuk ekskresi nitrogen limbahPhenylacetate konjugat dengan glutamin untuk membentuk phenylacetylglutamine, yang diekskresikan oleh ginjal Demikian pula, mengurangi sodium benzoate konten amonia dalam darah dengan konjugasi dengan glisin untuk membentuk asam hippuric , yang cepat diekskresikan oleh ginjal. [2] Sebuah persiapan yang mengandung natrium dan phenylacetate natrium benzoat tersedia di bawah nama dagang Ammonul. Pengasaman lumen usus dengan menggunakan laktulosa dapat menurunkan kadar amonia dengan protonating amonia dan perangkap dalam tinja. Ini adalah pengobatan untuk ensefalopati hepatik.
Gejala Hyperamonemia
            Umum: -retardasi pertumbuhan; hipotermia
            Mata:-papiledema
            Hati:- terjadi pembesaran pada hati
            Paru: -mengalami sesak nafas


LAPORAN PENCERNAAN DAN REPRODUKSI


TINJAUAN PUSTAKA

Ikan merupakan sumberdaya perairan yang memiliki potensi yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan akan gizi bagi manusia,oleh karenanya berbagai usaha dalam pemanfaatannya selalau digali.Salah satu caranya adalah dengan mempelajari aspek-aspek yang  meliputi semua kehidupan ikan.yaitu dengan cara memanfaatkan bentuk bentuk tubuh dan bagian yang ada pada ikan dan mengkaitkannya dengan cara ikan tersebut hidup sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang ikan tersebut(Bahar,2004).
Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar.Hal ini dapat dilihat dari jumlah potensi ikan yang mencapai 189.695 ton/tahunnya.Dengan demikian sangat berpeluang untuk terus meningkatkan pemanfaatan potensi sektor perikanan lautnya meningkat-tingkat  pemanfaatannya selama ini terbilang masih sangat rendah.(Departement Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.2003).
Definisi ikan menurut  Gunawan (2000), yaitu makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang dan bergerak dengan sirip, yang hidup di perairan. Dari semua spesies, ikan memiliki bentuk tubuh dan bagian luar tubuh yang berbeda-beda sehingga ikan dapat digolongkan dalam beberapa bagian. Meskipun ikan memiliki bentuk tubuh yang bervariasi namun ikan mempunyai pola dasar yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”.
Ikan nila merupakan ikan sungai/danau yang sangat cocok dipelihara di perairan tenang,kolam,maupun reservoar.Toleransi terhadap kadar garam ,sanitasi sangat tinggi.Selain pada perairan tawar.ikan ini juga sering ditemukan hidup dan berkembang pesat pada perairan payau,misalkan tambak.Diperaiaran alam ikan nila memakan plankton,perifora atau tumbuhan air yang lunak.bahkan cacingpun dimakanya pula.Dialam ikan nila mulai memijah sejak berumur 4 bulan dengan ukuran panjang badannya sekitar 95 cm .sedangkan beratnya bekisar 150 g. Pembiakannya sepanjang tahun tanpa adanya musim tertentu dengan interval waktu kematangan telur nya juga berarti interfal pemijahan biasanya lebih pendek dengan penilaian pemberian pakan makanan cukup bergizi(Cahyono,2000).
Ikan nila terkenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkunan,dapat hidup dilingkungan perairan air tawar,payau,dan asin.Kadar garam yang disukai 0-35 permil,kadar oksigen yang baik berkisar 3-5 ppm.Nilai ph berkisar antara 6,0-8,5 ,suhu optimal antara 23-30 derjat celcius. Oleh karena itu ikan nila cocok dipelihara didataran rendah sampai agak tinggi(500 meter dari permukaan laut.(Suyanto,2001).


NB: DAFTr pustaka ny cri sndri... :)











LAPORAN MULUT,SUNGUT,SIRIP,DAN JARI-JARI SIRIP


TINJAUAN PUSTAKA

Definisi ikan menurut  Rahardjo (2000), yaitu makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang dan bergerak dengan sirip, yang hidup di perairan. Dari semua spesies, ikan memiliki bentuk tubuh dan bagian luar tubuh yang berbeda-beda sehingga ikan dapat digolongkan dalam beberapa bagian. Meskipun ikan memiliki bentuk tubuh yang bervariasi namun ikan mempunyai pola dasar yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”.
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Manda et al, 2005).
Apabila ditinjau dari segi morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh ikan dapat dibagi tiga yaitu bagian kepala, badan, dan ekor (Widya tri 2001)




Manda et el,(2005) mengatakan bahwa mulut dan sungut pada ikan terdapat di bagian anterior kepala dengan bentuk dan posisi bervariasi sesuai dengan kebiasaan
hidup dan lingkunan hidup di lingkungannya di mana ikan-ikan itu berada.Sungut pada ikan bergungsi sebagai alat peraba dan pendeteksi dalam rangka mencari makan.
Menurut Ridwan, Chaidir, Budjiono dan Lesje, (2006) sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung(D), sirip dada(P), sirip perut(V), sirip anus(A), dan sirip ekor(C). sirip punggung yang terdapat pada ikan(Kelas Chondrichtyes) disokong oleh keping-keping tulang rawan yang dinamakan tulang basal yang terletak dibagian bawah tertumpu apda cucuk Neural. Dan rawan radial yang terletak di rawan basal menunjang jari-jari keras. Sirip dada chondrichtyes disokong oleh tulang gelang bahu(pectoral girdle) yang kuat dan dinamakan coracoscapula.
Manda et al (2005), sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip anus (A), dan sirip ekor (C). kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan yang lain bersifat tunggal. Tidak semua ikan di bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna. Melainkan ada yang tidak lengkap
Ikan Kapiek menurut Pulungan (2000) adalah ikan yang moncong menonjol ke depan dan tumpul, kepala bersegi tidak bersisik, mulut sub terminal, pada rahang atas terdapat dua lipatan bibir, pada rahang bawah terdapat satu lipatan bibir,lipatan rahang atas di sudu mulut menutupi lipatan bibir bawah.Pada pertemuan lipatan bibir atas terdapat sungut pendek sekali,permukaan kepala licin sekali,garis rusuk sempurna 34-36 sisk,bentuk badan memanjang persegi,perut mendatar dan bersisik. Ikan (Crytopterus bichirchis) atau lebih dikenal dengan nama Selais Panjang Lampung merupakan salah satu bagian potensi perairan Riau. Ikan ini masih tergolong ikan air tawar yang hidup secara liar, namun demikian ikan ini mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting. Ikan ini telah menjadi jenis ikan yang sangat digemari oleh masyarakat.
Ikan baung yang terdapat didaerah riau mempunyai warna yang Abu-abu dengan pita tipis memanjang yang berawal dari tutup insang hingga pangkal sirip ekor. Sungut hidung mencapai mata dan sungut rahang atas memanjang hampir mencapai sirip ekor. Bagian atas kepala agak kasar, terdapat garis gelap memanjang dan mempunyai titik hitam di ujung sirip lemah (Djuhanda, 1981).
Ikan Baung berwarna keabu-abuan yang terdapat di punggungnya, bentuk tubuh memanjang, licin dan tidak bersisik. Sirip punggung tambahan berupa sirip lemah yang terletak terpisah antara sirip punggung dan sirip ekor. Mempunyai satu pasang sungut (kumis) yang fungsinya sebagai alat peraba dan sungut rahang atas panjangnya hampir melampaui sirip dubur (Tang dan Effendie, 2000).






LAPORAN BIDANG & ARAH

TINJAUAN PUSTAKA
                       
 Ridwan, Chaidir, Budjiono dan lesje, (2006) mengatakan terminology yang menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda yang diterapkan pada ikan atau hewan. Terminology yang sangat baik digunakan pada ikan adalah terminology “nimina anatomica” yang dipubliksdiksn oleh “world Association of veterinary Anatomists” sebab dapat menghindari kemungkinan terjadi kerancuan.
          
Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki cita rasa yang lezat dan kandungan protein yang tinggi sehingga banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, ikan ini juga dijadikan ikan hias karena bentuk dn gerakannya yang cukup menarik. Karena mempunyai nilai ekonomis sebagai ikan konsumsi dan ikan hias, sehingga diharapkan nantinya ikan ini bisa menjadi ikan yang menjanjikan keuntungan bagi pembudidayanya (Desrino, 2009).
             Ikan Tambakan adalah jenis ikan omnivora, makanan utama ikan ini adalah tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kecil seperti plankton dan alga yang hidup menempel pada akar tumbuhan air dan substrat. Ikan tambakan juga menyukai jenis makanan seperti cacing Tubifex dan cacing tanah yang berukuran kecil (Wiki, 2005).
    Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan dari genus Osteichilus ukuran panjang tubuhnya lebih besar daripada tinggi tubuhnya, badannya ditutupi dengan sisik cicloid atau stenoid, sirip ekor bercagak dua dan bentuknya simetris, mulutnya terletak didepan kepala dan menyerupai gelembung rehang yang terbagi dalam dua bagian, bagian belakang lebih kecil daripada bagian depan.

(Aimeri, 2007). Dari bentuk tubuh dan sisiknya, ikan ini habitatnya adalah sungai, selain itu suka hidup dirawa-rawa dan danau, menyukai perairan yang berarus sedang dan diperairan yang lebar dengan air yang jernih dan banyak ditumbuhi tanaman. Diperairan umum, ikan ini memijah pada musim penghujan.


NB: daftar pustaka nya cari sendiri...  :)